Dirjen KSDAE Apresiasi Dukungan Multi Pihak Perkuat Program Konservasi

Pewarta : Tim Redaksi | Editor : Heri Taufiq

AKASIIKLIM.com, Lampung Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Wiratno melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Minggu (28/2).

Dalam kesempatan kunjungan kerja, Dirjen KSDAE juga memberikan penghargaan kepada Ketua Komisi IV DPR RI, Bupati Tanggamus John Kenedie, Bupati Lampung Barat Agus Wahyudiyono, Kepala Resort Pemerihan, Kepala Resort Suoh, Peratin Pemerihan, 13 orang Ketua Tim Satgas Penanggulangan Konflik, 5 orang Pawang/Mahout, dan Local Champions yang ada di wilayah pengelolaan TNBBS. Total piagam penghargaan yang diberikan sejumlah 40 piagam penghargaan. Para penerima penghargaan dinilai telah memberikan kontribusi positif dalam mendukung program konservasi.

BACA JUGA : Deforestasi Indonesia Turun, Terendah Dalam Sejarah

Dirjen KSDAE juga memberikan pembinaan dan arahan kepada pegawai lingkup Balai Besar TNBBS di kantor Balai Besar yang dilanjutkan dengan Acara Dialog Interaktif bersama Masyarakat Satgas Penanggulangan Konflik Gajah Sumatera di Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Tanggamus.

Turut hadir Bupati Tanggamus, Wakil Bupati Tanggamus, Bupati Lampung Barat yang diwakili oleh Asisten ll, Ketua DPRD Kab. Tanggamus, Ketua Komisi V DPRD Lampung, Sekretaris Direktorat Jenderal KSDAE, Inspektur Wilayah I Sumatera, Direktur PJLHK, Kasubdit Perencanaan Direktorat KK, Plt. Kepala Balai Besar TNBBS, Kepala Balai KSDA Bengkulu Lampung, Plt. Kepala Balai TNWK serta pejabat eselon III dan IV lingkup Balai Besar TNBBS, pejabat eselon lV BKSDA Bengkulu Lampung dan BTN Way Kambas, pegawai lingkup Balai Besar TNBBS, BKSDA Bengkulu Lampung, WCS-IP, Yabi, PILI, UNDP, Peratin Sukamarga, Peratin Bumi Hantatai, Gapoktan Hutan Lestari, Gapoktan Tulung Agung, Gapoktan Mulya Agung serta Tim Satgas Penanggulangan Konflik.

BACA JUGA : Vonis Penjara Dua Pembunuh Gajah di Kelayang Riau

“Perlu dibentuk Elephant Response Unit (ERU) di wilayah Suoh. Hal ini dikarenakan telah terjadi interaksi negatif sejak Bulan Agustus 2020 hingga saat ini akibat pergerakan gajah liar ‘Bunga’ di Suoh,” ungkap Dirjen KSDAE Wiratno.

Dirjen KSDAE juga memberi arahan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan lagi terhadap pola tanam yang telah dilakukan saat ini. Bisa dengan mengubah bibit tanaman yang akan ditanam merupakan jenis tanaman yang tidak disukai oleh gajah.

BACA JUGA : Pelepasliaran Elang Brontok di Site Monitoring Situgunung-Cimungkad

Tim SIGER BBS yang merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi dan Data Gerakan Konsevasi Bukit Barisan Selatan juga berkesempatan menyajikan data dan informasi diantaranya tentang tema METT, Biodiversitas, SMART, Konflik manusia dan satwa liar, PNBP serta peta interaktif, seperti peta pergerakan gajah konflik “Bunga” yang dipasang Satelite Collar untuk mendeteksi pergerakannya, peta tutupan lahan, dan peta kerawanan. ***

By Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya